Kawasan Bukit Jimbaran dikenal di kalangan para ekspat yang tinggal di Bali sebagai “The Beverly Hills of Bali”. Nah meskipun belum pernah berjalan-jalan ke Negeri Paman Obama itu, pastinya kita tahu dong kalau yang namanya Beverly Hills ini merupakan kawasan eksklusif tempat orang-orang kaya Amerika bermukim, banyak diantaranya bintang-bintang film ternama. Kawasan Bukit Jimbaran yang sejatinya merupakan bukit kapur yang berada di atas bentangan Pantai Jimbaran inipun begitu. Di kawasan ini banyak terdapat villa-villa mewah dan resort-resort wisata papan atas, berbintang 5 bahkan lebih. Tidak heran kalau banyak wisatawan dengan ketebalan kantong biasa-biasa saja yang agak ragu-ragu menjelajahi kawasan ini.
Tapi selain Pantai Jimbaran yang memiliki bentangan pantai yang berkilo-kilometer panjangnya dari Bandara terus ke arah selatan, di kawasan Bukit Jimbaran ini juga banyak pantai-pantai kecil yang tersembunyi di kaki-kaki tebing. Banyak diantaranya saking sulitnya diakses kemudian jadi seperti kawasan pribadi milik resort yang berada di dekatnya. Salah satu dari sekian banyak pantai-pantai tersembunyi ini adalah pantai yang kemudian mulai dikenal dengan sebutan Bali Honeymoon Beach ini. Pantai yang satu ini memang sepertinya merupakan kasus ekstrim dibandingkan dengan pantai-pantai tersembunyi lain di seputaran kawasan Bukit Jimbaran, karena memang sangat terpencil dan jarang diketahui orang.
Tapi meskipun terpencil, Bali Honeymoon Beach ini sebetulnya sudah mulai masuk ke dalam radar para wisatawan penjelajah pantai. Selain mulai menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui kanal-kanal social media, baru-baru ini ada sebuah koran lokal yang memiliki jaringan nasional mengangkatnya dalam sebuah artikel. Hanya saja karena letaknya yang sangat terpencil, banyak orang yang gagal menemukannya meskipun sudah mengandalkan teknologi canggih entah melalui GPS, atau aplikasi-aplikasi pemetaan yang tertanam di dalam smartphone seperti Google Map dan Waze. Padahal bagaimana bisa teknologi GPS yang dipandu satelit gagal menuntun kita menuju lokasi tertentu.
Memang ada sedikit kasus dimana titik lokasi pada Google Map tidak menunjukkan lokasi sebenarnya. Tetapi setelah saya cek, untuk kasus Bali Honeymoon Beach, titik lokasinya cukup akurat. Yang menyesatkan justru keraguan wisatawan itu sendiri, karena jalan menuju Bali Honeymoon Beach memang benar-benar jalan setapak melintasi hutan yang berdebu di saat kemarau dan berlumpur di saat musim hujan. Jangankan aspal, batu-pun tidak, jalan setapak tanah. Selain itu karena tidak banyak orang melintasi jalan itu, jalan setapaknyapun banyak ditutupi daun-daun kering sehingga tidak benar-benar jelas nampak sebagai jalan yang biasa dilalui.
Saya sendiri sebetulnya menemukan pantai ini karena tersesat, sekitar dua tahun lalu. Karena disana sama sekali tidak ada orang meskipun saya melihat ada beberapa perahu nelayan tertambat di pantai, saya sengaja berhenti di sebuah warung, bangunan terdekat ke pantai tersebut, hanya karena ingin tahu nama pantai tersebut. Ternyata si pemilik warung itupun tidak tahu nama pantai itu, meskipun dia mengatakan bahwa salah satu kerabatnya adalah seorang nelayan pemilik salah satu perahu yang ditambat di pantai itu. Menurutnya pantai itu memang tidak punya nama, titik. Baru setelah membaca di Tribun Bali itulah saya kemudian tahu bahwa pantai tersebut dinamai Bali Honeymoon Beach. Pastinya sih nama yang mengada-ada dan mungkin diberikan para wisatawan asing karena, seperti saya, terpesona dengan pantai itu tapi tidak tau apa namanya.
Lalu kenapa pantai ini disebut honeymoon beach? Meskipun belum ada namanya, bisa saja kan diberi nama yang lain saja, apa saja selain honeymoon beach. Untuk diketahui saja, di beberapa pantai lain juga menyandang nama beken yang sepertinya disematkan para wisatawan asing karena pantai itu tidak punya nama. Pernah mendengar nama Green Bowl Beach? Atau mungkin Impossible Beach?
Diskusi warung kopi dengan beberapa orang yang pernah ke pantai ini menyimpulkan bahwa kata honeymoon dipilih karena tempatnya yang sangat terpencil, sepi, dan jarang sekali pengunjung. Saking jarangnya, kalau kita mengunjungi pantai ini, kemungkinan besar kita tidak akan bertemu dengan seorang manusiapun. Nah kalau kita berhasil menghubungkan nama honeymoon dengan sepi, terpencil, nggak ada orang, lalu bagaimana kalau dibalik. Kenapa tiga karakteristik itu dihubungkan dengan honeymoon? Kenapa orang yang sedang honeymoon itu menyukai tempat tersembunyi, terpenci, dan tidak ada orang lain? Saya yakin anda-anda pasti punya jawaban sendiri-sendiri yang unik berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing.
Mau membaginya disini?
Kalau ada yang mau berkunjung ke pantai yang satu ini, entah dalam keadaan honeymoon maupun tidak, kami sudah menyajikan informasinya disini. Lengkap dengan foto-foto, peta, dan petunjuk untuk mencapai lokasinya.