Bali dikenal sebagai salah satu dari hanya sebagian kecil kawasan di tanah air dimana masyarakatnya masih memegang teguh tradisi budaya yang diturunkan dari para leluhurnya. Mungkin sebetulnya semua daerah di Indonesia memiliki warisan tradisi yang sama hebatnya, tapi Bali memang beda. Jika di tempat lain ritual budaya biasanya hanya dilaksanakan dalam rangka pelestarian atau hanya sekedar untuk menarik perhatian wisatawan, di Bali tradisi itu masih dijalankan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sampai saat ini. Nafas tradisi ini hidup dalam segala aspek kehidupan, termasuk aneka permainan tradisional, salah satunya adalah layang-layang.
Jika di banyak tempat lain layang-layang lebih merupakan permainan yang dilakukan oleh anak-anak, di Bali selain anak-anak layang-layang juga merupakan permainan yang dilakukan oleh kaum pria dewasa. Meskipun sama-sama diterbangkan di udara dengan bantuan angin, memang ada perbedaan antara permainan layang-layang anak-anak dan dewasa, terutama dari segi bentuk dan ukuran. Jika di banyak tempat lain layang-layang ini diadu, di Bali juga layang-layang sering diadu, tapi dengan cara yang berbeda. Bukan dengan saling menggesek benang tajam dimana yang kalah akan kehilangan layang-layangnya karena benangnya putus, tapi dalam bentuk festival dan kontes.
Setiap tahun di Bali diadakan sejumlah festival layang-layang. Secara tradisional pesertanya adalah masyarakat Bali, biasanya pesertanya adalah masing-masing banjar. Tapi sekarang di sejumlah festival layang-layang di Bali ada juga melibatkan peserta dari daerah lain bahkan dari negara lain. Layang-layang yang diterbangkan biasanya berukuran raksasa. Jika layang-layang yang biasa kita kenal memiliki rangka berupa bilah bambu seukuran lidi yang masing-masing ujungnya dihubungkan dengan benang tipis, layang-layang raksasa ini kerangkanya bisa berupa batangan-batangan bambu utuh sementara ikatannya tidak menggunakan benang tetapi tambang berukuran besar. Tentunya beratnya juga bukan hanya sekedar lumayan. Tapi sebesar apapun ukurannya, seberat apapun bobotnya, namanya layang-layang tetapi bisa terbang tinggi hanya dengan mengandalkan angin saja.
Selain ukuran, biasanya layang-layang peserta festival juga memiliki aneka warna dan bentuk. Secara tradisional memang ada bentuk khas layang-layang tradisional Bali. Tapi dalam festival layang-layang di Bali biasanya ada juga layang-layang dengan bentuk lain, bahkan ada yang memiliki bentuk tiga dimensi yang menyerupai aneka benda seperti hewan, sosok kartun, bahkan ada layang-layang yang menyerupai kereta kencana, besar, dan pastinya bisa terbang.
Tertarik menyaksikan birunya langit Bali dipenuhi layang-layang raksasa berwarna-warni? Jangan lupa catat tanggalnya kemudian segeralah rencanakan untuk berlibur di Bali pada tanggal-tanggal tersebut. Festival layang-layang terbesar di Bali bertajuk Bali Kites Festival akan dihelat pada tanggal 22-24 Juli 2016. Tinggal sebentar lagi, jadi cepetan pesen tiket dari sekarang. Tau sendiri kan kalau udah mepet tiket pesawat cenderung lebih mahal. Apalagi di Bali bulan Juli masuk dalam kategori “peak season” sehingga hotel-hotel cenderung penuh. Kalau karena alasan tertentu tidak bisa berlibur di Bali pada tanggal-tanggal tersebut, cobalah beberapa festival layang-layang lain yang juga dilaksanakan di Bali. Biasanya setiap tahun ada beberapa festival layang-layang di Bali. Untuk tahun 2016 ini berikut adalah jadwalnya:
- Bali Kite Festival: 22-24 Juli, Pantai Padanggalak
- Belega Kite Festival: 30-31 Juli, Pantai Masceti, Gianyar
- Pelangi Denpasar Kite Festival: 5-7 Agustus,Pantai Mertasari, Sanur
- Dangin Peken Dhananjaya Cup Kite Festival: 13-14 August, Pantai Mertasari, Sanur
- Banjar Banjaran Kite Festival: 17 Agustus, Abiansemal, Badung
- Tanjung Kite Festival: 19-21A gustus, Pantai Mertasari, Sanur
- Sanur Kite Festival (Sanur Village Festival): 26-28 Agustus, Pantai Mertasari, Sanur
- Pelangi Badung Kite Festival: 2-4 September, Pantai Padanggalak
- Ungasan Kite Festival: 10-11 September,Ungasan
- Pelangi Gianyar Kite Festival: 23-25 September, Pantai Padanggalak
- Tabanan Kite Festival: 1-2 Oktober, Pantai Padanggalak
- Bekul Kite Festival: 1-2 Oktober, Pantai Padanggalak
- Namaste Kite Festival: 8-9 Oktober, Pantai Padanggalak
- Biaung Kite Festival: 15-16 Oktober, Pantai Padanggalak
- Rockiller Kite Festival: 21-23 Oktober, Pantai Padanggalak
- Bali Kite Festival 2016 (penutupan musim): 29-30 Oktober, Pantai Padanggalak