Lihat Foto-Foto Lainnya
Pilih Paket Wisata

Hotel dan Akomodasi Lain yang Terdekat

Meskipun merupakan kawasan wisata yang cukup terkenal, tidak banyak tersedia fasilitas akomodasi di kawasan Tampaksiring. Kebanyakan hotel dan akomodasi wisata lain berada di seputaran Ubud. Jarak dari Tampaksiring ke Ubud memang dekat, hanya sekitar 20-30 menit berkendara saja. Menginap di Ubud memang pilihan tepat, karena fasilitas lainpun lebih banyak tersedia di kawasan ini, dari restoran dengan berbagai pilihan menu sampai klinik kesehatan.

Ayana Resort and Spa
Hotel Bintang 3 Bali

Mulai dari Rp. 490.702 / malam.

The Astari Villa & Residence Bali
Hotel Bintang 4 Bali

Mulai dari Rp. 5.760.000 / malam.

Abi Bali Resort Villas & Spa
Hotel Bintang 4 Bali

Mulai dari Rp. 1.246.942 / malam.

Pat Mase Villas Bali
Hotel Tidak Berbintang Bali

Mulai dari Rp. 403.722 / malam.

Hotel di Bali Lainnya

Berada di kawasan Tampak Siring yang terkenal dengan alamnya yang indah dan udaranya yang sejuk, Pura Tirta Empul menawarkan kombinasi yang sempurna antara alam sekitar dan daya tarik situs religi itu sendiri, baik dari sisi sejarah maupun arsitekturnya. Di atas bukit yang bersisian langsung dengan Pura Tirta Empul berdiri Istana Tampaksiring tempat peristirahatan Keluarga Kerajaan Gianyar yang diubah menjadi Istana Kepresidenan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Sejarah Pura Tirta Empul

Catatan sejarah yang dilansir Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menyebutkan bahwa pemandian yang merupakan bagian dari kompleks Pura Tirta Empul ini dibangun oleh Raja Sri Candrabhaya Singha Warmadewa pada Sasih Kapat tahun Icaka 884 yang bertepatan dengan bulan Oktober tahun 962 Masehi. Sementara itu puranya sendiri dibangun oleh Raja Mesula Mesuli yang berkuasa di Bali selama 77 tahun mulai dari tahun Icaka 1100 atau tahun 1178 Masehi. Meskipun belum diketahui pada tahun berapa Pura Tirta Empul tepatnya dibangun, artinya ada perbedaan waktu lebih dari 200 tahun antara pebangunan pemandian dan pembangunan puranya sendiri.

Keunikan Pura Tirta Empul Bagi Wisatawan

Sesuai dengan namanya, Tirta Empul berarti air suci yang memancar dari dalam tanah. Nama ini merujuk pada keberadaan mata air suci yang terus mengeluarkan air meski pada puncak musim kemarau sekalipun. Air yang keluar dari mata air ini ditampung di dalam sebuah kolam yang kemudian dialirkan kedalam pemandian. Pemandiannya sendiri terdiri dari dua kolam besar berbentuk persegi empat dengan jejeran pancuran di salah satu sisinya. Masing-masing kolam ini memilihi nama sendiri-sendiri. Dengan berendam di dalam kolam dan membasuh diri dari air yang keluar dari pancuran-pancuran itulah Umat Hindu melakukan ritual Melukat atau membersihkan diri.

Dari pemandian air kemudian dialirkan kedalam sebuah kolam besar berisi ratusan atau bahkan mungkin ribuan ikan besar. Kecantikan ikan-ikan yang dengan anggun berenang dengan tenang di dalam kolam bisa dinikmati dengan jelas karena airnya yang sangat jernih. Tidak ada yang mandi di kolam ini, sementara di sepanjang tepi kolam terdapat tempat bagi pengunjung untuk beristirahat. Baru setelah dari kolam ini air kemudian dialirkan ke sungai.

Lebih dalam dari tempat pemandian – dalam tatanan arsitektur Bali lebih dalam berarti lebih penting tingkatannya – terdapat tempat sembahyang. Disini nampak sekali perpaduan budaya kerajaan-kerajaan kuno di Bali karena bentuk tempat persembahyangan tersebut tidak berupa menara tinggi dengan atap bertingkat seperti di pura-pura lain di Bali, tetapi berbentuk bangunan batu seperti candi-candi yang banyak ditemukan di Pulau Jawa. Hanya saja detail banguna termasuk ukir-ukirannya memiliki gaya khas Bali.

Legenda di Balik Keberadaan Pura Tirta Empul

Keberadaan mata air suci Tirta Empul sendiri dapat dirunut berdasarkan catatan-catatan sejarah yang tertulis dalam lontar-lontar kuno. Konon keberadaan mata air suci ini terkait dengan pertempuran antara Batara Indra dengan seorang raja yang sakti tetapi bersifat jahat yang bernama Mayadenawa. Dalam upayanya mengecoh pasukan Batara  ndra yang mengejarnya, Mayadenawa berjalan dengan telapak kaki dimiringkan supaya jejaknya tidak dikenali. Dari situ datang nama Tampak Siring. Dengan kesaktiannya raja yang jahat ini menciptakan sebuah mata air beracun sehingga banyak pasukan Dewa Indra yang tewas akibat meminum air tersebut. Kemudian Batara Indra menciptakan mata air suci untuk menawarkan racun tersebut.

Rute Kunjungan di Pura Tirta Empul

Supaya tidak ada yang terlewat, sebaiknya kunjungan kita ke pura ini mengikuti petunjuk. Setelah turun dari kendaraan dan membeli karcis, kita berhenti sejenak di depan pintu gerbang untuk meminjam kain dan selendang pengikatnya, kecuali kita membawa sendiri dan sudah memakainya. Masuk gerbang kita sampai di pelataran bawah, ada pelataran luas dengan wantilan besar di sisi kanan dan pagar dengan gerbang khas Bali berukir indah di sisi kiri. Gerbang ini merupakan salah satu spot berfoto di pura ini dan pada saat keluar tidak terlewati lagi.

Lanjut terus kita akan memasuki gerbang pemandian, kolam tempat membersihkan diri dengan bersembahyang dan mandi di air pancuran. Ada tiga kolam dengan 22 pancuran berjejer. Kalau tertarik mengikuti ritual ini, meskipun bukan Umat Hindu tidak dilarang, tapi harus mengikuti tatanannya. Keluar kawasan kolam melalui gerbang di sisi kiri kita akan memasuki pelataran samping. Kita akan bisa melihat bagian belakang Istana Tampaksiring di sisi kiri dan sebuah gerbang besar di sisi kanan.

Masuk ke pelataran tengah melalui gerbang tersebut tadi. Ada jejeran bale dengan ukir-ukiran indah tersebar di pelataran ini. Persis di belakang “aling-aling” dinding yang berdiri di hadapan pintu masuk, ada benda purbakala lingga dan yoni. Lurus terus, di sisi yang berseberangan dengan gerbang, tepatnya di belakang sebuah bale yang memanjang, ada tempat yang dikelilingi pagar dengan gerbang berukir. Itulah kolam tempat dimana mata air suci keluar dari dalam tanah di dasar kolam. Konon ada belut besar yang menghuni kolam ini, tapi jarang orang yang bisa melihat. Mereka yang berkesempatan melihat belut ini akan mendapat keberuntungan.

Kembali ke arah gerbang, di samping lingga dan yoni ada tangga naik menuju pelataran utama, bagian paling sakral dari pura ini. Bagian kiri dimana terdapat sejumlah bale bisa dimasuki wisatawan, tetapi bagian kanan dimana terdapat sejumlah pelinggih hanya bisa dimasuki oleh Umat Hindu yang datang untuk bersembahyang. Disini kita akan melihat bahwa pelinggih di Pura Tirta Empul tidak berbentuk meru, menara dengan atap bertingkat, tetapi bangunan batu yang lebih menyerupai candi.

Untuk keluar, gunakan tangga kembali ke pelataran tengah kemudian keluar dari pelataran tengah melalui gerbang menuju pelataran samping. di jalan keluar kita akan melalui sebuah kolam besar yang dipenuhi ikan-ikan besar berwarna-warni. Ada restoran di sampingnya kalau mau melepas lelah atau bahkan mengisi perut. Gerbangnya sangat cantik, berfoto dengan latar belakang gerbang tersebut dan bayangannya di air kolam pasti sangat mengesankan. Mau memanggil ikan-ikan itu supaya berkumpul di depan kita? Tinggal beli makanan ikan yang dijual di depan restoran.

Melewati kolam ini kita akan kembali ke tempat kita meminjam kain. Kalau meminjam kain pada saat masuk, jangan lupa dikembalikan. Untuk keluar ke pelataran parkir, kita diarahkan untuk memutar melalui pasar seni dimana dijual aneka cindera mata khas Bali. Boleh membeli, atau kalaupun hanya sekedar cuci mata tetap asik. Para pedagangnya ramah dan sopan, tidak memaksa kita untuk mampir, melihat-lihat, lalu membeli. Mau mempraktekan kelihaian menawar, di sini tempatnya.

Menuju Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul berada di Tampaksiring, persis di belakang Istana Kepresidenan Tampaksiring. Kawasan wisata ini ada di rute antara Ubud dan Kintamani, jadi kita bisa jadikan Ubud sebagai patokan.

Ada beberapa rute dari Ubud menuju Kintamani, hanya satu yang melewati Tampaksiring yaitu rute melalui Goa Gajah. Dari Pasar Seni yang berada di jantung kawasan Ubud, arahkan kendaran ke arah timur sampai bertemu pertigaan dengan patung Dewa Indra (patung putih besar dengan ornamen keemasan) belok kanan.

Tinggal ikuti saja jalan itu terus, setiap ada persimpangan, ikuti jalan utama. Setelah melewati Pura Goa Gajah di kanan jalan, akan ada pertigaan besar, belok kiri. Ikuti terus, dari sini jalan sedikit menanjak. Setelah melewati Kota Kecamatan Tampaksiring dengan jejeran toko cinderamata di kiri-kanan jalan, akan ada pertigaan, lurus ke Istana Kepresidanan, belok kanan ke Kintamani. Belok kanan, setelah beberapa ratus meter kita akan melihat lapangan parkir Pura Tirta Empul, tinggal masuk dan parkir disitu.

Catatan

  • Buka dari pukul 7.30 pagi sampai pukul 17.00 sore.
  • Bayar tiket masuk Rp. 20.000 per orang plus parkir Rp. 5.000 per mobil.
  • Harus memakai kain yang diikat selendang. Kalau tidak membawa sendiri akan dipinjami saat membeli tiket.
  • Kalau tertarik untuk mengikuti ritual “melukat” jangan lupa menyiapkan pakaian ganti.
  • Ada banyak tempat menarik lain di sekitar kawasan ini, kalau mau menjelajahi semua, mungkin perlu waktu seharian.

Tempat Wisata Lain yang Berdekatan

Konon kawasan aliran Sungai Petanu di Tampaksiring ini merupakan pusat kerajaan kuno di Bali, karena itu ada banyak situs bersejarah yang sangat menarik. Beberapa pura yang ada di kawasan ini memiliki gaya bangunan seperti candi-candi kuno yang banyak terdapat di Jawa Tengah.

Wisata Pantai Mengiat, Nusadua, Bali

Istana Tampaksiring

Wisata Puja Mandala, Nusadua, Bali

Pura Gunung Kawi

Paragliding di Bukit Timbis, Bali

Sukarno Center

Tempat Wisata Pantai Nusadua, Bali

Pura Samuan Tiga

Wisata Waterblow Nusadua, Bali

Relief Yeh Pulu

Watersport Tanjung Benoa, Nusadua, Bali

Pura Goa Gajah

Wisata Naik Unta di Nusadua, Bali

Tegallalang

Wisata Pantai Green Bowl, Bali

Pasar Seni Ubud

Wisata Pantai Tanjung Benoa, Bali

Puri Ubud

Tempat Wisata di Bali Lainnya

Restoran dan Fasilitas Wisata Lain yang Terdekat

Kalau hanya sekedar mengisi perut, banyak warung sederhana baik di kawasan parkir Pura Tirta Empul itu sendiri maupun di pusat keramaian Tampaksiring yang jaraknya hanya 1-2 menit berkendara saja. Tapi kalau yang dicari restoran yang cukup nyaman dengan sajian yang lebih dari sekedar “asal kenyang”, ada beberapa restoran di Goa Gajah, atau pilih makan di Ubud saja sekalian.

Unique Rooftop Bar and Restaurant
Review Rumah Makan Pangkon Bali

Rumah Makan Pangkon Bali

Cafe Kawi Bali
Review Cafe Kawi Bali

Kafe Kawi

Bale Udang Mang Engking Ubud
Review Bale Udang Mang Engking Ubud Bali

Bale Udang Mang Engking

Warung Jangar Ulam Ubud Bali
Review Restoran Warung Jangar Ulam Ubud Bali

Warung Jangar Ulam

Restoran di Bali Lainnya